Teori-Teori Konseling


Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud)

1. Hakekat Manusia Menurut Freud
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
2. Perkembangan Kepribadian
·Struktur keperibadian

  • Id, adalah sistem keperibadian yang asli yang ada semenjak individu lahir. Id berisikan semua aspek psikologis yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unconscious, mewakili subyektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Alwisol(2006:16).
  • Ego adalah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut “badan pelaksana” (executive branch) kepribadian, karena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego memiliki moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:36).
  • Super ego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Super ego dapat dikatakan sebagai “hati nurani”. Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:37).
·Keperibadian yang normal (sehat).
  • Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
  • Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
  • Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
·Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
  • Dinamika yang tidak efektif antar super ego
  • Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak


3.Tujuan Konseling
Tujuan terapi/konseling menurut Alwisol (2006:42) bukan semata-mata untuk menghilangkan sindrom yang tidak dikehendaki, tetapi terutama bertujuan memperkuat ego sehingga mempu mengontrol impuls insting, dan memperbesar kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan impuls seksual, belajar bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh keinginan.

Prayitno (1998:44) mengemukakan tujuan konseling adalah
  • Membawa ke kesadaran dorongan-dorongan yang ditekan ketidaksadaran yang mengakibatkan kecemasan.
  • Memberi kesempatan kepada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.

4.Proses dan Teknik Konseling
Teknik yang dapat dipakai dalam mengatasi masalah klien menurut Alwisol (2006:42) adalah terutama asosiasi bebas, analisis mimpi, interpretasi, analisis resisten, tranferensi, dan pengulangan.
5.Kharakteristik konselor

  • Empaty, yaitu merespon dengan cara lain tetapi mempunyai arti yang sama dengan yang dikemukakan oleh klien.
  • Respek, yaitu komunikasi hormat tanpa syarat.
  • Tulus-ikhlas, yaitu cara konselor mengemukakan persepsinya secara jujur.
  • Konkrit, yaitu mengurusi pengalaman-pengalaman yang spesifik. Carkhuff dalam Soli Abimayu (1992:100)
6.Contohnya
Klien, semasa kanak-kanak sering dipukul/menerima penyiksaanfisik dengan ikat pinggang kulit warna hitam oleh orang tuanya. Sehingga, sampai dewasa muncul kecemasan dalam diri klien. Ketika melihat ikat pinggang kulit warna hitam, klien langsung lari ketakutan.


METODE / TEKHNIK KONSELIG : asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis transferen, analisis resistensi dan interpretasi.

Title : Teori-Teori Konseling
Description : Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud) 1. Hakekat Manusia Menurut Freud Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pe...

0 Response to "Teori-Teori Konseling"

Post a Comment