Perilaku Fobia



DEFINISI PERILAKU FOBIA

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Menurut James Drever (1988) fobia dapat diartikan sebagai “Ketakutan pada suatu objek atau keadaan yang tidak dapat dikendalikan, yang biasanya disertai dengan rasa sakit yang perlu diobati”. Pendapat lain disebutkan fobia sebagai “Rasa takut terhadap hal-hal yang dianggap mengancam”. Misalnya, rasa takut pada tempat-tempat yang tinggi.

Supratiknya (1995) menjelaskan fobia sebagai “Perasaan takut yang bersifat menetap terhadap objek atau situasi tertentu yang sesungguhnya tidak menimbulkan ancaman nyata bagi yang bersangkutan atau yang bahayanya terlalu dibesar-besarkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang

disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.

Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya. Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya.

Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi).

Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, "pola" respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Fobia pada umumnya memiliki beberapa sifat khusus, yakni :

1. Perasaan takutnya mengganggu kegiatan sehari-hari si penderita. Misalnya, seorang pemuda harus kehilangan pekerjaannya sebagai perawat karena takut melihat darah.

2. Biasanya disertai dengan gejala-gejala seperti pusing-pusing, sakit punggung, sakit perut dan sebagainya.

3. Kadang-kadang disertai kesulitan membuat keputusan. Gejala ini disebut desidofobio atau takut membuat keputusan.

2.2.FOBIA BISA DIGOLONGKAN MENJADI DUA MACAM, YAITU:
Fobia Spesifik

Fobia jenis ini merupakan jenis fobia yang sering terjadi. Contoh dari fobia ini misalnya takut pada binatang, takut pada ketinggian dan sebagainya. Penderita fobia spesifik biasanya mengatasi ketakutannya dengan cara menghindari benda atau keadaan yang membuatnya takut.

2. Fobia Sosial

Fobia jenis ini biasanya si penderita akan mengalami kecemasan yang berlebihan jika berhadapan dengan situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
Keadaan yang sering memicu terjadinya kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:
a. Berbicara di depan umum
b. Tampil di depan umum
c. Makan di depan orang lain.
d. dsb.

Jenis fobia sosial yang lebih umum ditandai dengan kecemasan pada situasi sosial. penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.

2.3.JENIS FOBIA DIBAGI MENJADI 2 MACAM:

FOBIA RASIONAL atau fobia yang masih bisa dimaklumi seperti fobia pada ketinggian karena anak takut jatuh.

FOBIA IRASIONAL atau fobia yang tidak dapat dimaklumi karena terlalu takut pada hal-hal yang sangat sepele. seperti takut pada buku atau air.

Jenis Fobia

¯ Achluophobia - takut akan kegelapan

¯ Acrophobia - takut akan ketinggian

¯ Aeroacrophobia - takut akan ruang terbuka di ketinggian

¯ Aichmophobia - takut akan jarum atau benda runcing

¯ Alektorophobia - takut akan ayam

¯ Altophobia - takut akan ketinggian

¯ Apiphobia - takut lebah

¯ Arsonphobia - takut api

¯ Aviophobia or Aviatophobia - takut terbang

¯ Catoptrophobia - takut cermin

¯ Cleithrophobia or Cleisiophobia - takut terkunci di ruang tertutup

¯ Heliophobia - takut pada matahari

¯ Hypsiphobia - takut akan ketinggian

¯ Lygophobia - takut akan kegelapan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA FOBIA:

· DARI DIRI SENDIRI

Penyebab fobia paling banyak adalah peristiwa traumatis, terutama yang terjadi di masa kecil. Pada masa kecil pikiran logis kita belum berkembang baik, jadi banyak kejadian yang kita tanggapi secara emosional, sampai menimbulkan trauma dan kemudian muncul sebagai fobia.

a) Pikiran negatif yang berlebihan yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Misalnya takut terhadap ketinggian

b) Merasa bahwa sesuatu hal yang ditakuti, berbahaya bagi dirinya

c) Memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya, yang berhubungan dengan hal yang ditakutinya

· DARI LINGKUNGAN
Faktor lingkungan yang tidak membentuk mental seseorang dengan baik. Misalnya sering ditakut-takuti terhadap sesuatu hal oleh orang-orang sekitar

1) Budaya dan Keyakinan – Seperti di Jepang, Cina dan Korea, banyak orang takut dengan angka 4 (tetraphobia). Sedangkan di Italia takut banyak orang takut angka 17 yang dianggap sebagai angka sial. Banyak juga orang yang takut pada angka 13 karena meyakini bahwa angka 13 adalah angka sial. Keyakinan tentang angka-angka sial ini sudah membudaya dan diturunkan dari generasi ke generasi.

2) Pola asuh yang keliru, misalnya terlalu melindungi, menyayangi, melayani, akan mempengaruhi keberanian dan kemandiriannya. Nantinya, bila anak jauh dari orang tuanya misalnya, itu akan mudah membuat anak merasa takut dan cemas. Ketakutannya bisa karena dia merasa sendirian atau takut kalau-kalau ada hal yang akan membahayakan menimpanya.

3) Permodelan dan Pengkondisian. Anak-anak rentan “tertular” fobia apabila pernah menyaksikan seseorang fobia terhadap sesuatu, atau karena ditakut-takuti oleh orang-orang disekitarnya. Misalnya orang tua yang selalu menakut-nakuti anak

Cara mengatasi fobia, yaitu :

Kebanyakan kasus fobia hanya membutuhkan beberapa sesi sampai seseorang bebas dari fobia, bahkan tidak jarang hanya dalam satu sesi saja.Satu-satunya cara mengatasi fobia adalah dengan menemukan penyebabnya dan mengatasinya, dan dalam sekejap fobia akan menghilang. Jika hanya mengatasi gejala bukan penyebabnya, maka usaha ini kana sia-sia. Hipnoterapi menemukan penyebab seseorang fobia dan mengatasinya, oleh karena itu hipnoterapi sangat efektif mengatasi fobia.

Fobia dapat disembuhkan walaupun memakan waktu. Cara penyembuhan bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan terapi, seperti dengan cara terapi perilaku. Namun yang penting, jelaskan kepada si pasien bahwa dia harus mau dan berkomitmen untuk berubah atau sembuh. Selain itu, untuk menyembuhkan, maka fobianya harus dikenali jelas oleh pasien dan adanya alternatif mekanisme adaptasi terhadap perasaan takut dan atau cemas yang ditimbulkan oleh kondisi fobianya.

Pasien yang mengalami fobia biasanya akan diterapi perilaku dengan cara desensitisasi sistemik, yaitu pasien dihadapkan secara bertahap kepada objek atau situasi yang membuatnya cemas atau ketakutan. Situasi atau objek yang menimbulkan kecemasan ini digradasi tingkatannya dari yang paling ringan membuat kecemasan sampai yang paling kuat membuat kecemasan.

Ada juga cara membayangkan situasi atau objek yang membuat cemas. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan membanjiri (flooding) pasien dengan kondisi yang membuatnya cemas atau takut sampai pasien tidak mampu lagi merasakan ketakutan itu lagi karena telah melewati batas toleransinya.
Title : Perilaku Fobia
Description : DEFINISI PERILAKU FOBIA Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat me...

0 Response to "Perilaku Fobia"

Post a Comment