Teori Perkembangan Karir Norris

Teori Perkembangan Karir Norris

Norris (dalam Suherman) menyarankan bahwa informasi bimbingan karir di TK/SD lebih ditekankan pada:
  1. TK, anak mempelajari tentang aktivitas-aktivitas kerja ibunya,ayahnya, dan anggota keluarga di rumahnya.
  2. Kelas 1, anak belajar tentang pekerjaan dalam lingkungan yang dekat rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
  3. Kelas 2. Anak belajar tentang pemberi-pemberi bantuan jasa dalam masyarakat yang melayaninya dan juga tentang toko-toko dan usaha-usaha tetangganya yang dikenalnya.
  4. Kelas 3, anak meluaskan studi-studinya dalam masyarakat. Penekanannya pada transportasi, komunikasi dan industry-industri utama lainnya.
  5. Kelas 4, anak belajar tentang dunia kerjapada tingkat propinsi termasuk industry-industri utama pada propinsi itu.
  6. Kelas 5, studi-studi diperluas sehingga meliputi kehidupan industry nasional, industri-industri utama di berbagai bagian dari Negara dipilihnya.
  7. Kelas 6, program anak diperluas sehingga mencakup seluruh bagian dunia.
Keterampilan ini mencakup upaya untuk mencari, menemukan dan mendapatkan penempatan karier.

Khusus untuk sekolah dasar, beberapa ahli telah mengemukakan bahan bimbingan karier yang perlu diberikan pada setiap kelas. Di bawah ini disajikan bahan bimbingan karier yang dapat diberikan pada masing-masing kelas (Diadaptasi dari Norris, 1963).

  • Kelas 1.Murid belajar tentang berbagai pekerjaan yang ada di sekitar tempat tinggalnya seperti kerajinan rumah tangga, warung, dan sebagainya.
  • Kelas 2.Murid belajar tentang warga masyarakat yang biasa melayaninya  sehari-hari, seperti toko dan atau perusahaan yang ada dan tidak jauh dari tempat tinggalnya.
  • Kelas 3.Murid belajar tentang masyarakat yang lebih luas. Tekanan diletakkan pada segi perhubungan, dan telekomunikasi.
  • Kelas 4.Murid belajar tentang dunia kerja yang lebih besar berupa badan-badan usaha milik negara yang ada di daerahnya.
  • Kelas 5.Dunia kerja yang dipelajari oleh murid diperluas dengan melibatkan badan-badan usaha milik negara yang ada di provinsi lain di Indonesia.
  • Kelas 6.Program belajar murid lebih diperluas dengan memasukkan berbagai lapangan kerja yang ada di negara tetangga.
Sebagian dari bahan-bahan bimbingan karier dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum atau mata pelajaran tertentu. Misalnya, pengenalan tentang perlunya kerjasama dalam suatu satuan kerja tertentu dipadu ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Berkenaan dengan hal ini, guru perlu mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam mengembangkan kurikulum yang di samping memuat bahan-bahan pelajaran biasa juga mengandung bahan-bahan bimbingan karier.

Norris (dalam Hansen dan Stevic, 1974) mencoba memadu ide-ide tersebut di atas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai berikut:

  • Kelas 1.Murid mempelajari berbagai pekerjaan yang ada di lingkungannya yang terdekat yaitu rumah tangga, sekolah dan tetangganya.
  • Kelas 2.Murid mempelajari keadaan anggota-anggota masyarakat yang telah memberikan pelayanan kepadanya, seperti warung-warung atau toko-toko yang dikenalnya.
  • Kelas 3.Murid mempelajari keadaan masyarakat yang lebih lama. Tekanan diletakkan  pada transportasi, komunikasi, dan telekomunikasi.
  • Kelas 4.Murid mempelajari dunia kerja yang tingkatannya lebih tinggi, berupa badan-badan untuk usaha milik negara yang ada di daerahhya atau daerah lain yang terdekat.
  • Kelas 5.Pelajaran yang akan dipelajari diperluas dengan badan-badan usaha milik negara yang ada di daerah lain yang lebih jauh.
  • Kelas 6.Program bimbingan karier diperluas lagi, tidak saja menyangkut dunia kerja yang ada di negaranya sendiri tetapi juga yang ada di negara lain.

Title : Teori Perkembangan Karir Norris
Description : Teori Perkembangan Karir Norris Norris (dalam Suherman) menyarankan bahwa informasi bimbingan karir di TK/SD lebih ditekankan pada: T...

0 Response to "Teori Perkembangan Karir Norris"

Post a Comment